(Silakan free-download / unduh Bahan ini dalam bentuk pdf (A4) pada tautan di akhir artikel ini!)
Dalam Perjanjian Lama, apa yang membuat Israel berbeda dari semua bangsa lain adalah bahwa bangsa itu teokrasi. Dengan kata lain, bangsa itu diperintah langsung oleh Allah (Yes. 43:15). Kemudian dalam sejarah Israel, mereka ingin menjadi seperti bangsa-bangsa lain di dunia, untuk dikuasai oleh seorang raja di bumi (1 Sam 8:5-19). Jadi Tuhan mengabulkan permintaan mereka dan memilih untuk mereka seorang raja yang bernama Saul (1 Sam 10:24-25). Kemudian karena ketidaktaatan Saul, Allah mengangkat Daud menjadi raja, seorang pria yang berkenan di hati-Nya (Kisah Para Rasul 13:21-22 dan 1 Raj. 15:3).
Raja seharusnya menjadi wakil terlihat dari Allah yang tidak kelihatan (Ul 17:14-20). Ketika raja mengikuti Tuhan, ia dan kerajaannya akan makmur. Ketika raja gagal mengikuti Tuhan, ia dan kerajaannya akan menuju ke dalam pembuangan dan kehancuran (1 Sam 15:22-23).
Ketika Allah memilih seorang raja, Dia akan mengirimkan seorang nabi untuk mengurapinya dengan minyak. Ini menggambarkan Roh Kudus datang ke atas orang ini untuk memberdayakan dan mengurapi dia untuk memerintah. Pada saat ini, Roh Allah akan datang kepadanya dan mengubah hatinya untuk memerintah dalam kebenaran, karena Allah menyertai dia (1 Sam.10:1, 6-7, dan 9). Pengurapan untuk memerintah (atau menjadi raja) ini adalah dari mana ide tentang Mesias itu berasal. Kata “diurapi” dalam bahasa Ibrani adalah Mashiac (Mesias) dan dalam bahasa Yunani diterjemahkan christos (Kristus). Para nabi Perjanjian Lama menubuatkan bahwa di masa depan, Mesias (atau Yang Diurapi) akan datang, dan Allah yang di sorga akan mendirikan sebuah kerajaan yang tidak akan pernah hancur (Dan. 2:44, 7:14, dan 27). Dalam Kitab Suci, jika Anda perhatikan, Yesus tidak pernah menjelaskan kepada orang-orang Yahudi apa yang Dia maksudkan ketika berbicara tentang kerajaan. Itu adalah konsep Perjanjian Lama yang sudah mereka cari (Yesaya 9:6-7, 11:1-6; Dan 2:44, 7:13-14, 18, dan 27).
Christ of Grace 